Siapa ‘tuhan’ mu?
By RVLSNT

Judulnya tulisannya terkesan menabrak ke ranah agama, bukan itu yang saya maksud, ‘tuhan’ yang saya maksud adalah Idola, Pahlawan, Penyelamat atau apalah kalian menyebutnya. Siapa idolamu, apa idola kita sama? Itu semua terserah kalian bagaimana memilih sosok seorang idola yang hingga Dia begitu mampu mempengaruhimu sebagian dari Hidup mu.



Kebanyakan Idola saya memang dari bidang musik, tentunya bukan ranah musik Indonesia. Why? jawabannya adalah Saya kesulitan mensupport mereka. Kesulitannya, beberapa musik Indonesia kebanyakan bertema cinta menye-menye, apa yang saya bisa support dari mereka? Membeli album mereka, mendengarkan dengan linang air mata begitu derasnya, putus cinta diakhiri dengan bertemu dengan Tuhan yang sebenarnya? Hell no! Hahaha sebagai penggemar kalian punya hak untuk memilih, mendengarkan lagu mereka tanpa membaca liriknya sepertinya terkesan dangkal.

Katakalah itu Homicide, Superman Is Dead, dan beberapa deretan band yang ku gilai. Rata-rata dari mereka mempunyai ‘tujuan’, mengandalkan esensi bukan sensasi, misalnya: Homicide dengan rima yang lebih sakti dari pancasila menyuarakan menagih janji mengepal tangan untuk menggetarkan nyali para tiran atau Superman Is Dead, band dengan anggota 3 berandal asal bali ini menyuarakan untuk Indonesia yang lebih baik dengan beberapa aktifitas sosialnya. Mereka punya tujuan dan layak mendapat support dari nyali pemberontak kalian. Saya tidak pernah mengkhawtirkan kalian menjadi apa, tapi yang saya khawatirkan adalah Idola kalian. Memang, Idola dengan karya terbaik pun, secara sikap personal dari mereka nampak murahan, manusia sih, wajar gak ada yang sempurna. *ngok!* Setiap karya layak di apresiasi, tapi sebagai penggemar layak pula memilih mana yang terbaik, apa salah jika mempunyai standar yang berbeda?


Musik yang bagus dan berkualitas, terkadang tak selalu dimuat pada media cetak, nampak di layar kaca, bahkan diputar di radio. Find it, bro/sist. Idola dalam katagori baik (menurut saya) adalah mengajarkan kepada penggemarnya bagaimana mereka bisa merasa ter-inspirasi mempunyai semangat dari kehidupanmu, secara pribadi merubah ke-labil-an menjadi pendewasaan, itu pengalaman saya, yes that’s right. Idola saya masih manusia, juga tidak lebih baik dari Idolamu.. but, dengan karya dan penilaian bisa jadi tolak ukur, mana yang lebih baik, Idolamu atau Idolaku. hahaha! Jujur, beberapa dari Idola saya pun jarang saya temui, why? jawabanya ada pada seorang sahabat berkata:

” Jika punya ‘idola’ jagalah jarak anda, agar idola anda tetap ‘angker’ dan tetap ‘suci’ ” [ lecir ].

Tulisan ini memang saya apreseaikan kepada idola saya. Big thanks to I Gede Ari Astina, Mike Ness, Herry Sutresna, berkat karya kalian, tulisan kalian mempengaruhi-ku selama ini, detik ini. Tuhan memberkati kalian. *kecup-posternya-satu per satu*


and Thanks to Morgue Vanguard atas ijinnya memperbolehkan blog saya memakai judul dari salah satu album Homicide.

Comments (0)

Posting Komentar